SURVEY PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT (GCP) KABUPATEN PULAU TALIABU

Citra satelit yang digunakan sebagai sumber data dalam pembuatan peta Rencana Detail Tata Ruang Kota selain memiliki resolusi tinggi, juga tergolong dalam citra perekaman tegak. Untuk memperoleh citra tegak diperlukan olah data mentah citra. Setiap data hasil perekaman sensor baik melalui satelit maupun pesawat mempunyai kesalahan pada saat proses perekeman. Kesalahan akan semakin besar ketika objek menjauhi titik nadir citra atau foto udara. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah Kabupaten Pulau Taliabu bekerja sama dengan Fakultas Geografi UGM dan CV Mitra Geotama melakukan kegiatan koreksi geometrik orthorektifikasi yang digunakan sebagai data awal dalam rangka pembuatan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK).
Pada awal bulan Desember tahun 2015 tim teknis berada di Kabupaten Pulau Taliabu untuk melakukan pengambilan data (Foto 1). Koreksi geometrik citra memerlukan data Ground Control Point (GCP) yang diambil menggunakan GPS Geodetik. Metode pengukuran GCP yang digunakan saat itu adalah metode statik, karena metode ini cocok digunakan di semua wilayah tanpa tergantung CORS (baseline stasiun pengukuran secara online) dari BIG (Badan Informasi Geospasial). GCP untuk koreksi geometrik harus memiliki sebaran yang merata pada citra. Objek pengambilan data di daerah kajian merupakan objek permanen seperti jembatan, pagar rumah, selokan, maupun objek lain yang tidak berubah dalam jangka waktu singkat dan dapat dilihat pada citra. Kondisi topografi Kabupaten Pulau Taliabu yang kompleks menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi pengamatan. Sebaran pengukuran GCP pada lokasi bergunung dan berbukit akan berbeda dengan sebaran pada lokasi datar.

Gambar 1: Proses Pengukuran GCP dilapangan

Kegiatan pengukuran dilanjutkan dengan pengolahan data koordinat menggunakan perangkat lunak (post processing). Data dari GPS Geodetik dikoreki dengan data rinex patok BPN atau BIG melalui perangkat lunak. Post processing merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas data pengukuran. Hasil dari post processing berupa data koordinat (x,y) dan akurasi titik (fix atau float). Data yang mempunyai akurasi fix dapat digunakan sebagai data masukan orthorektifikasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.