Jalan dan jembatan merupakan aspek penting dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembangunan suatu daerah ditunjang oleh kondisi jalan dan jembatan wilayah tersebut. Oleh karena itu pemerintah perlu mendata dan melakukan monitoring jalan serta jembatan yang berada di wilayah pemerintahannya. Sistem informasi geografis yang dapat mengintregrasikan data spasial, atribut (tabel basis data), foto, dan lain sebagainya dapat digunakan sebagai wahana mendata dan monitoring oleh pemerintah.
Mitra Geotama yang bekerjasama dengan Karomap dan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada pada tahun 2016 berkesempatan membuat sistem informasi jalan dan jembatan di Kabupaten Pulau Taliabu. Sistem ini nantinya diharapkan menjadi rujukan pertama terkait dengan data jaringan jalan dan jembatan di Kabupaten Pulau Taliabu bagi stakeholders. Karena kabupaten Pulau Taliabu termasuk kabupaten baru, menjadikan data awal yang kurang memadai. Menyiasati hal tersebut banyak menggunakan data lain, seperti Peta jaringan jalan dari Badan informasi Geospasial, Peta RDTR Kota Bobong, landsat 8, ASTER GDEM, dan online imagery (Esri) sebagai dasar.
Dari data awal tersebut dikembangkan dan diselaraskan dengan data survei lapangan. Survei lapangan bertujuan untuk mengetahui kondisi terakhir jalan dan jembatan serta data pendukung sistem informasi. Data ruas jalan dan setiap jembatan yang dimasukkan kedalam sistem informasi dibuat seinformatif mungkin. Sehingga pengguna dapat mengetahui kondisi setiap ruas jalan dan jembatan tanpa mengunjungi secara langsung.
Sistem informasi geografis yang dibangun berbentuk aplikasi. Informasi yang dimuat dalam sistem dapat diperbarui secara berkala sebagai bentuk memudahkan monitoring jalan dan jembatan. Aplikasi tersebut juga dibuat interaktif untuk memudahkan pengguna dalam melakukan hal editing.
Sistem dibuat dengan basis QGIS Opensource yang disesuaikan dengan tujuan monitoring jalan dan jembatan. Dalam sistem, terdapat informasi panjang jalan, lebar jalan, jenis kerusakan dan foto dokumentasi agar memudahkan petugas dalam membuat skala prioritas untuk perbaikan atau pembangunan. Lokasi jembatan ditandai dengan simbol dan diambil titik koordinat pada saat survey lapangan. Dengan melihat kondisi eksisting pada foto, apabila telah dilakukan penanganan maka data dalam sistem dapat diupdate.
Aplikasi Desktop tersebut menjadi output utama yang memiliki tools interaktif untuk digunakan oleh dinas terkait, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai monitoring jaringan jalan dan jembatan, karena memuat informasi spasial sebagai informasi yang jelas mengenai letak ruas jalan dan letak jembatan. Selain itu, data kerusakan jalan dan jembatan dapat dimonitor lokasinya pada peta dan dapat dilihat kondisi eksisting pada lampiran foto yang terdapat dalam aplikasi. Sistem ini juga membantu dalam menyimpan data ruas jalan dan jembatan sehingga dapat tertata dengan baik.